Berdesakan Tapi Tetap Asyik

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta- Mudik gratis dengan menggunakan fasilitas dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah membuat Surono (55), pria asal Sragen itu ketagihan. Kali ini dia kembali mengikuti mudik gratis untuk kali ketujuh. 

“Terima kasih banyak saya sudah pulang kampung dan dipulangin dengan gratis Saya bersyukur alhamdulillah sudah tujuh kali,” ucapnya, saat ditemui menjelang keberangkatannya di Museum Purna Bhakti Pertiwi TMII Jakarta, Sabtu (1/6). 

Surono merantau di ibukota, mengadu nasib dengan berdagang pakaian dan serbet. Pria itu menjual dagangannya di pasar maupun kelilingan. Dengan penghasilan yang terbatas, mudik gratis menurutnya menjadi pilihan tepat agar bisa merayakan Idul Fitri bersama keluarga besarnya. 

Senada dengan Surono, Rahmat Sastro (37) yang sudah kali ketiga mengikuti mudik gratis ini juga mengucapkan terima kasih kepada Pemprov Jateng dan juga Bank Jateng. Menurutnya, mudik yang asyik yaitu mudik bareng seperti ini.

“Karena gratis ya tetap asyik. Nikmati saja, walaupun desak-desakan (saat mengantre), tapi tetap asyik,” ujar lelaki asal Cilacap ini. 

Merantau di Jakarta sejak 2006, Rahmat pun mengaku rindu dengan makanan khas di daerahnya yaitu mendoan. Bercerita soal mendoan di Cilacap, dialek ngapaknya pun mulai keluar. 

“Mendoane sing takkangeni, klinyis, amba. Makane kelingan mendoan, terus ngomonge ngapak (Mendoannya yang dikangeni, halus, lebar. Makanya ingat mendoan terus bicaranya ngapak),” ucapnya sambil tertawa. 

Ditanya soal fasilitas bus, menurut Rahmat bus yang diberikan sangat nyaman untuk digunakan mudik. Sebab, bus yang digunakan keluaran terbaru. “Pelayanannya juga bagus dari para kru,” bebernya. 

Buruh asal Pati, Sugiman (55) juga memuji baiknya fasilitas yang diberikan bagi para pemudik, meski mereka tidak mengeluarkan biaya tambahan. 

“Fasilitasnya aman terkendali, kursinya enak, busnya pokoknya nyaman nggak ada masalah,” tuturnya. 

Gubernur Ganjar Pranowo menyampaikan antusiasme mudik tahun ini luar biasa. Komunikasi masyarakat Jateng yang berada di perantauan pun terhitung akrab. 

“Setiap eks-karesidenan mau Banyumas-an, mau Solo Raya, Semarang, Pati itu ternyata mereka kompak,” ujarnya. 

Ganjar berpesan kepada pemudik agar berhati-hati selama perjalanan sampai ke kampung halaman. “Selamat, salam untuk keluarga, hati-hati dijalan dan selalu jaga kekompakan dan kerukunan,” tutupnya. (p/ab)